Senin, 07 Mei 2012

cerpen


Taman Kota yang selalu menjadi Kenangan Indahku
Hari ini hujan turun begitu derasnya. Dan lagi-lagi hujan menemani malam yang gelap dan sunyi ini. Aku memang ditakdirkan untuk s’lalu sendiri tuhan , setiap kebahagianku telah datang , pasti saat itu pula kesedihan akan muncul, memang setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan dan hal inilah yang aku rasakan sekarang ini. Aku terdiam sambil mengingat kenangan indahku bersama  Aditya sahabatku. Dulu kita s’lalu bersama dalam suka maupun duka, setiap hari pergi ke sekolah bareng, main bareng. Begitu sulit rasanya kenangan ini aku lupakan. Tapi tuhan telah berkehendak lain, Aditya telah meninggalkan aku untuk selamanya, karena penyakit yang mengenaskan kanker paru-paru,itulah yanga telah  merengut jiwa sahabatku.
                Tak ku sadari malam yang kelabu ini telah menjadi teman curhatku malam ini, aku berdoa sama tuhan.
                “ Tuhan berikanlah sahabat hamba jalan yang baik, semoga dia mendapat tempat yang baik di sisi engkau tuhan,” ucapku dalam hati.
                Hampir larut malam aku belum tidur, sampai hujan reda mataku belum terpejam. Aku mencoba untuk membalikan badanku beberapa kali, sampai aku bisa tertidur lelap.
                Pagi itu, seperti biasa aku pergi ke sekolah dengan menggunakan sepada kesanyanganku. Aku biasanya setiap pagi selalu pergi ke sekolah bersama Aditya, tapi pagi ini pagi pertama aku pergi ke sekolah sendirian. Sampai aku di sekolah aku meletakkan sepeda di tempat parkir . Sesekali aku memandang bangku di bawah pohon tempat aku biasa duduk dengan Aditya.SMA N 2 Sukawati adalah sekolah yang telah mempertemukan aku bersama Aditya.Aku langsung bergegas masuk kelas. Sampainya di kelas , beberapa temanku menghampiriku dan berusaha untuk menghiburku dengan canda-canda konyol , tapi  aku masih tetap gak bisa tertawa .
                Hari-hariku di sekolah sudah tidak seperti dulu lagi, sekarang  aku sendiri tanpa ada lagi yang mendengarkan keluh kasahku dengan pelanggan di toko buku tempat aku bekerja.Sepulang aku dari sekolah aku pergi ke taman kota sebentar, aku hanya ingin mengingat kenangan terakhirku bersama Aditya  hari terakhir aku bertemu dengan dia sebelum dia meninggal.Rasanya dunia tanpa manusia saat ini, ketika tak ada seseorang yang menemani hidupku.
                Hari-hariku , ku lalui sendirian, tanpa seorang sahabat yang menemaniku. Aku pun mulai terbiasa tanpa adanya Aditya yang menemani hariku. Aku habiskan semua waktuku untuk sekolah dan menjaga toko. Semenjak hari terakhir itu aku gak pernah lagi pergi ke taman kota, karena setiap aku pergi kesana , aku pasti akan selalu ingat kenangan itu.          
                6 bulan sudah berlalu kepergian Aditya,  aku menjalankan aktivitasku seperti  biasa. Hari ini pelanggan yang datang tidak begitu ramai jadinya aku bisa agak santai kerjanya. Seorang cowok dengan pakian yang rapi memakai pakian SMA masuk ke dalam toko, aku  pun menanyakannya.
“ Maaf, ada yang bisa saya bantu,”
“Iya mbak, saya ,mau mencari buku komik  Heryporter persi 4.”
“ O’ ya , mari saya antarkan mencari bukunya.” Aku langsung mengantarkan cowok tersebut ke tempat buku komik.
                Setelah lama mencari buku, bukunya  pun ketemu. Aku mengantarkannya ke kasir. Sambil menunggu aku membungkus bukunya, dia bertanya-tanya padaku.
“hay, perasaan kita pernah ketemu  dech.”
“ dimana ?”
Sambil mengelengkan kepalanya  dan langsung menjawab” di taman kota.” O’ya benar aku baru   ingat  aku pernah lihat kamu di taman kota , waktu itu kamu di sana sama seorang cowok.”
Sekejap aku langsung menoleh kehadapannya. “ O’ kamu orang yang jatuh dari pohon di samping taman kota itu, maaf ya aku tertawa waktu itu abis kamu lucu banget sih jatuhnya. “
Karena keasikan ngobrol , bukunya sudah selesai untuk  dibungkus pun dilupakan, tapi setelah aku ingatkan. Lelaki itu pun membayar bukunya. Sebelum dia pergi dia sempat berpamitan sama aku.
“Makasi ya,, senang berbelanja di toko anda.”
“ Iya , makasi telah mau berbelanja di toko ini.” Ucapku singkat.
                1 minggu kemudian, cowok itu lagi datang ke toko, waktu itu aku hendak ingin pergi ke warung  makan  80 meter dari toko. Aku bertemu dengan dia di depan toko.
“ Hay , kamu mau kemana aku mau nyari buku baru bisa  minta tolong buat  cariin gak?”
“ Di  dalam kan masih ada pelayan toko yang lain ,” jawabku agak sedikit ketus, dan langsung pergi meninggalkannya.
Sampai di tempat warung makan aku pun memesan makanan pada pemilik warung. “ pak, saya mie ayam satu ya!”
Tiba-tiba seseorang duduk disampingku. “ aku ikut duduk  ya!” ucap cowok yang aku temui tadi di depan toko.
Teman-temanku pun spontan melihat aku dan dia. “ San, siapa tuh kayaknya aku baru lihat?”
Sebelum aku sempat menjawab dia sudah menjawab duluan.” Aku teman barunya Santi.”
Aku sejenak menghentingkan makanku”  iiss kamu itu sapa , kenal juga enggak , kamu tu kan cuma pelanggan toko buku .” ucapku  dengan nada agak jeles.
“O’ ya kita belum kenalkan , namaku Agus , nama kamu Santi kan?”
“ kok tau???”
“ ya, iya lah, tuh di bajumu ada namamu SANTI. “
Aku malah semakin kesel dengannya. Aku letakkan makananku dan aku langsung pergi.
“ Pak ini uangnya.”  Kataku dan langsung pergi meninggalkan warung tersebut.
Agus mengejarku  dan langsung minta maaf. “ maaf aku , gak ada magsud untuk menggangu kamu tapi aku cuma ingin berkenalan denganmu.”
Aku bergegas masuk ke toko.” Maaf  aku lagi sibuk, “ jawabku sambil pergi ke tempat rak buku.
Agus meninggalkan aku , aku pun melanjutkan pekerjaanku. Setelah agak sore aku pun membersihkan toko dan langsung  pulang.  Ternyata  Agus masih menunggu di depan toko.
“ Kamu masih marah sama aku ya?”
“ Gak ngapain aku marah sama kamu, “
“ Ya udah, sebagai tanda maafku ke kamu , aku ajak kamu ke taman kota ya.”
“ Gak , aku harus cepat-cepat.”
“ Ya, udah sebentar aja!”
Dengan agak kesal aku menerima ajakan Agus. Aku pun berangkat ketaman kota. Sampai di sana  mengajakku ke tempat duduk.
"Hay, kamu kok diam aja dari tadi?”
“ Gak aku cuma lagi bete aja harus menemani orang ngeselin kayak kamu!”
“ Okay, aku tau aku salah, tapi gak usah terus nyalahin aku donk.”
Nampaknya  muka Agus udah mulai kesal. Aku masih terus diam.
“ Memangnya ada apa sih dengan tempat ini kayaknya, ada kenangan yang tak ingin kamu ucapkan padaku.”
Raut wajahku langsung berubah drastis. “ Dulu tempat ini selalu menjadi tempat aku sering bermain dengan sahabatku, dia yang selalu menemaniku dalam suka dan duka. Tapi itu hanyalah kenangan dia sekarang telah pergi meninggalkanku, akibat kanker paru-paru,” ucapku pada Agus. Mendengar hal itu Agus sempat shock.
“ Kamu yang sabar ya,, sekarang  aku akan mencoba untuk menjadi sahabatku.”
                Setelah lama berjalan –jalan di taman Agus mengantarkan aku pulang. Hari ini perasaanku lebih lega dari pada hari-hari sebelumnya. Keesokan harinya , aku mau pergi sekolah. Eh malah udah ada tanpangnya Agus di depan rumah . Aku pun berangkat sekolah dengan Agus. Sekolahku jaraknya agak dekat dengan sekolah agus. Semenjak itu aku pun dan Agus mulai dekat.
                Suatu hari seperti biasa sepulang sekolah aku pergi ke toko tempat aku bekerja. Aku bekerja seperti biasa, sekitar 2 jam , Agus datang menemuiku.
“Hay, kamu sibuk gax?”
“ Gax, nih dah mau pulang,”
“O’ ya untunglah kalo begitu aku gak menunggu kamu lama dong!”
                Aku pun pulang sama Agus, dia mengajakku mampir sebentar ke taman kota. Sampai di sana kita pun duduk di bangku, biasa tempat kita duduk, beberapa menit kemudian.
“ San, aku ingin bilang seseuatu.”
“Apa?” tanyaku santai.
“ Dari pertama aku bertemu denganmu , aku sudah suka sama kamu. Dan sekarang aku baru berani menggungkapkan perasaan itu. Kamu mau kan jadi pacarku.”
 Aku bingung , apa yang harus aku katakan, hati gax karuan. “ Aku gak bisa jawab pertanyaanmu sekarang, aku minta waktu buat berpikir.”
“ Okay, aku kasi kamu sampai 2 hari lagi, jika kamu mau sama aku , kita ketemuan di sini 2 hari lagi,” ucap Agus.
Aku dan Agus pun pulang, sampai di rumah aku langsung masuk kamar dan menjatuhkan badanku di tempat tidur. Malam itu aku tak bisa tidur memikirkan hal tersebut. 2 hari kemudian, aku menemuinya di taman . Sampainya aku disana aku melihatnya di bangku tepat dimana dia menyuruhku menemuinya.
“ Hay, kamu udah lama di sini?”
“Gak, baru san, kok.”
 Setelah lama bengobrol kita pun pulang. Semenjak hari itu aku berpacaran dengan Agus.Malam minggu ini hari pertama aku pergi keluar dengan Agus. Dia mengajakku makam malam di restoran, suasana malam itu sangat romantis banget. Beginikah yang dinamakan cinta ,tanyaku dalam hati.
                6 bulan sudah aku menjalani hubungan dengan Agus. Suatu hari , Agus mendapat kabar Agus sakit . Karena aku gak mzan ataupun nelpon dia selama dia ujian, karena aku gak mau ganggu dia. Aku pun menjenguk Agus ke rumahnya, sampai di sana aku melihat Agus terbaring lemah di tempat tidurnya. Aku sangat kasihan melihatnya, aku peluk dia, tak terasa air mataku terjatuh. Aku ikut merasakan apa yang  dia rasakan. Ketika aku menanyakan tentang apa penyakitnya, dia tidak menjawab sepatah kata pun. Dia hanya mengatakan kalau dia hanya sakit biasa, mungkin karena setres menghadapi ujian aja.
                Keesokan harinya, dia sudah bisa sekolah dia menjemputku untuk pergi sekolah bareng. Mukanya masih terlihat pucat dan lesu. Aku mengajak dia mengobrol sepanjang perjalanan menuju sekolah.
“ Kamu belum sembuh banget udah pergi, ke sekolah ntar kamu sakitnya tambah parah.”
“ Gak kok, aku udah sembuh. O’ ya ntar sepulang sekolah aku jemput kamu ya, kita jalan ke taman kota ya?”
“ ya, ntar aku tunggu.” Sepulang sekolah aku di jemput  sama dia. Kita pun pergi ketaman kota, sampai di sana kita duduk sambil ngobrol-ngobrol. Tiba-tiba Agus jatuh pingsan, perasaanku sangat khawatir terhadapnya. Aku bawa dia ke rumah sakit  dan aku menelpon ortunya Agus. Setelah ortunya Agus datang, pelan-pelan aku menanyakan apa sebenarnya penyakit Agus.  Dengan berat hati ortu Agus menceritkan semuanya kepadaku. Aku sangat shock mendengar semua itu.  Aku pun menangis mendengar semua itu, aku mendekati Agus yang masih tertidur.
“ Agus mengapa nasib yang sama harus menimpa kamu. Aku gak siap untuk kehilangan orang yang aku sayangi untuk ke-2 kalinya, cukup hanya sahabatku yang menjadi korban.”
Agus pun terbangun. “ Kamu kenapa kok, matamu merah.Kamu habis nangis ya?”
“ Gak , aku gak apa-apa kok.”
Aku gak ingin mengatakan, bahwa aku telah mengetahui bahwa dia mempunyai kanker paru-paru.Semenjak mengetahiu hal tersebut, setiap hari  rasanya aku merasakan bahwa Agus akan pergi meninggalkan ku, dan perasaanku pasti akan sama ketika aku di tinggal oleh Aditya.
  Suatu hari Agus menemuiku di toko buku. “ San aku mau bilang sesuatu sama kamu. Sebenarnya aku ,,,,!! Dia menghentingkan perkataannya.
“ kamu kenapa Agus.” Tanya ku penasaran.
“ Aku sebenarnya mengidap kanker paru-paru, aku tau kamu pasti marah sama kamu, karena aku telah berbohong kepadamu. Tapi aku gak mau ngelihat kamu sedih memikirkanku.”
“ Kamu pikir dengan kamu berbohong kepadamu akan membuat aku membencimu, enggak Gus , bahkan aku makin sayang padamu.” 
Agus nampaknya merasa bersalah banget, dia melanjutkan pembicaraannya.” Aku ingin kita mengakhiri hubungan kita aku gak mau kamu ikut menderita karena penyakitku. “
Aku terdiam lesu, Tiba-tiba Agus mengeluarkan batuk yang berisi darah . Aku pun langsung membawanya pulang. Sampai di rumah dokter datang kerumahnya, setelah memeriksa keadaannya . Dokter menemui keluarganya, dan mengatakan,” Saya mohon maaf sebelumnya, penyakit  Agus sudah mencapai stadium akhir. Kemungkinan besar umur Agus hanya 1 bulan lagi. Jadi saya mohon kepada bapak dan ibu  bersabarlah.”
                Semenjak itu aku selalu ingin bersama Agus sebelum dia pergi untuk selamanya. Aku gak ingin 1 bulan waktu yang aku miliki bersama Agus terjadi sia-sia. Beberapa hari kemudian aku jalan-jalan ke rumah Agus, tapi satu hal yang tak aku inginkan terjadi lagi. Agus terjatuh dari tangga ketika mau turun menemui aku. Segera aku berlari menuju Agus, tubuhnya lemah tak berdaya. Sebelum akhirnya dia pergi untuk selamanya dia berkata ,” Aku sangat menyayangimu, makasi udah ngisi detik-detik akhir hidupku dengan cintamu dan kasih sayangku.” Aku tambah menangis mendengar itu. Kata terakhir itu menjadi akhir hidupnya agus .  Dan lagi-lagi aku harus kehilangan orang yang ku sayang untuk kedua kalinya.
***Best friend forever***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar