Taman Kota yang selalu menjadi Kenangan
Indahku
Hari
ini hujan turun begitu derasnya. Dan lagi-lagi hujan menemani malam yang gelap
dan sunyi ini. Aku memang ditakdirkan untuk s’lalu sendiri tuhan , setiap
kebahagianku telah datang , pasti saat itu pula kesedihan akan muncul, memang
setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan dan hal inilah yang aku rasakan
sekarang ini. Aku terdiam sambil mengingat kenangan indahku bersama Aditya sahabatku. Dulu kita s’lalu bersama
dalam suka maupun duka, setiap hari pergi ke sekolah bareng, main bareng.
Begitu sulit rasanya kenangan ini aku lupakan. Tapi tuhan telah berkehendak
lain, Aditya telah meninggalkan aku untuk selamanya, karena penyakit yang
mengenaskan kanker paru-paru,itulah yanga telah merengut jiwa sahabatku.
Tak ku sadari malam yang kelabu ini telah menjadi
teman curhatku malam ini, aku berdoa sama tuhan.
“ Tuhan berikanlah sahabat hamba jalan yang baik,
semoga dia mendapat tempat yang baik di sisi engkau tuhan,” ucapku dalam hati.
Hampir larut malam aku belum tidur, sampai hujan reda
mataku belum terpejam. Aku mencoba untuk membalikan badanku beberapa kali,
sampai aku bisa tertidur lelap.
Pagi itu, seperti biasa aku pergi ke sekolah dengan
menggunakan sepada kesanyanganku. Aku biasanya setiap pagi selalu pergi ke
sekolah bersama Aditya, tapi pagi ini pagi pertama aku pergi ke sekolah
sendirian. Sampai aku di sekolah aku meletakkan sepeda di tempat parkir .
Sesekali aku memandang bangku di bawah pohon tempat aku biasa duduk dengan
Aditya.SMA N 2 Sukawati adalah sekolah yang telah mempertemukan aku bersama
Aditya.Aku langsung bergegas masuk kelas. Sampainya di kelas , beberapa temanku
menghampiriku dan berusaha untuk menghiburku dengan canda-canda konyol ,
tapi aku masih tetap gak bisa tertawa .
Hari-hariku di sekolah sudah tidak seperti dulu lagi,
sekarang aku sendiri tanpa ada lagi yang
mendengarkan keluh kasahku dengan pelanggan di toko buku tempat aku
bekerja.Sepulang aku dari sekolah aku pergi ke taman kota sebentar, aku hanya
ingin mengingat kenangan terakhirku bersama Aditya hari terakhir aku bertemu dengan dia sebelum
dia meninggal.Rasanya dunia tanpa manusia saat ini, ketika tak ada seseorang
yang menemani hidupku.
Hari-hariku , ku lalui sendirian, tanpa seorang
sahabat yang menemaniku. Aku pun mulai terbiasa tanpa adanya Aditya yang
menemani hariku. Aku habiskan semua waktuku untuk sekolah dan menjaga toko.
Semenjak hari terakhir itu aku gak pernah lagi pergi ke taman kota, karena
setiap aku pergi kesana , aku pasti akan selalu ingat kenangan itu.
6 bulan sudah berlalu kepergian Aditya, aku menjalankan aktivitasku seperti biasa. Hari ini pelanggan yang datang tidak
begitu ramai jadinya aku bisa agak santai kerjanya. Seorang cowok dengan pakian
yang rapi memakai pakian SMA masuk ke dalam toko, aku pun menanyakannya.
“ Maaf, ada yang bisa saya
bantu,”
“Iya mbak, saya ,mau mencari
buku komik Heryporter persi 4.”
“ O’ ya , mari saya antarkan
mencari bukunya.” Aku langsung mengantarkan cowok tersebut ke tempat buku
komik.
Setelah lama mencari buku, bukunya pun ketemu. Aku mengantarkannya ke kasir.
Sambil menunggu aku membungkus bukunya, dia bertanya-tanya padaku.
“hay, perasaan kita pernah
ketemu dech.”
“ dimana ?”
Sambil mengelengkan
kepalanya dan langsung menjawab” di taman
kota.” O’ya benar aku baru ingat aku pernah lihat kamu di taman kota , waktu
itu kamu di sana sama seorang cowok.”
Sekejap aku langsung menoleh
kehadapannya. “ O’ kamu orang yang jatuh dari pohon di samping taman kota itu,
maaf ya aku tertawa waktu itu abis kamu lucu banget sih jatuhnya. “
Karena keasikan ngobrol , bukunya
sudah selesai untuk dibungkus pun
dilupakan, tapi setelah aku ingatkan. Lelaki itu pun membayar bukunya. Sebelum
dia pergi dia sempat berpamitan sama aku.
“Makasi ya,, senang berbelanja
di toko anda.”
“ Iya , makasi telah mau
berbelanja di toko ini.” Ucapku singkat.
1 minggu kemudian, cowok itu lagi datang ke toko,
waktu itu aku hendak ingin pergi ke warung
makan 80 meter dari toko. Aku
bertemu dengan dia di depan toko.
“ Hay , kamu mau kemana aku mau
nyari buku baru bisa minta tolong buat cariin gak?”
“ Di dalam kan masih ada pelayan toko yang lain ,”
jawabku agak sedikit ketus, dan langsung pergi meninggalkannya.
Sampai di tempat warung makan
aku pun memesan makanan pada pemilik warung. “ pak, saya mie ayam satu ya!”
Tiba-tiba seseorang duduk
disampingku. “ aku ikut duduk ya!” ucap
cowok yang aku temui tadi di depan toko.
Teman-temanku pun spontan
melihat aku dan dia. “ San, siapa tuh kayaknya aku baru lihat?”
Sebelum aku sempat menjawab dia
sudah menjawab duluan.” Aku teman barunya Santi.”
Aku sejenak menghentingkan
makanku” iiss kamu itu sapa , kenal juga
enggak , kamu tu kan cuma pelanggan toko buku .” ucapku dengan nada agak jeles.
“O’ ya kita belum kenalkan ,
namaku Agus , nama kamu Santi kan?”
“ kok tau???”
“ ya, iya lah, tuh di bajumu
ada namamu SANTI. “
Aku malah semakin kesel
dengannya. Aku letakkan makananku dan aku langsung pergi.
“ Pak ini uangnya.” Kataku dan langsung pergi meninggalkan warung
tersebut.
Agus mengejarku dan langsung minta maaf. “ maaf aku , gak ada
magsud untuk menggangu kamu tapi aku cuma ingin berkenalan denganmu.”
Aku bergegas masuk ke toko.”
Maaf aku lagi sibuk, “ jawabku sambil
pergi ke tempat rak buku.
Agus meninggalkan aku , aku pun
melanjutkan pekerjaanku. Setelah agak sore aku pun membersihkan toko dan
langsung pulang. Ternyata
Agus masih menunggu di depan toko.
“ Kamu masih marah sama aku
ya?”
“ Gak ngapain aku marah sama
kamu, “
“ Ya udah, sebagai tanda maafku
ke kamu , aku ajak kamu ke taman kota ya.”
“ Gak , aku harus cepat-cepat.”
“ Ya, udah sebentar aja!”
Dengan agak kesal aku menerima
ajakan Agus. Aku pun berangkat ketaman kota. Sampai di sana mengajakku ke tempat duduk.
"Hay, kamu kok diam aja
dari tadi?”
“ Gak aku cuma lagi bete aja
harus menemani orang ngeselin kayak kamu!”
“ Okay, aku tau aku salah, tapi
gak usah terus nyalahin aku donk.”
Nampaknya muka Agus udah mulai kesal. Aku masih terus
diam.
“ Memangnya ada apa sih dengan
tempat ini kayaknya, ada kenangan yang tak ingin kamu ucapkan padaku.”
Raut wajahku langsung berubah
drastis. “ Dulu tempat ini selalu menjadi tempat aku sering bermain dengan
sahabatku, dia yang selalu menemaniku dalam suka dan duka. Tapi itu hanyalah
kenangan dia sekarang telah pergi meninggalkanku, akibat kanker paru-paru,”
ucapku pada Agus. Mendengar hal itu Agus sempat shock.
“ Kamu yang sabar ya,,
sekarang aku akan mencoba untuk menjadi
sahabatku.”
Setelah lama berjalan –jalan di taman Agus
mengantarkan aku pulang. Hari ini perasaanku lebih lega dari pada hari-hari
sebelumnya. Keesokan harinya , aku mau pergi sekolah. Eh malah udah ada
tanpangnya Agus di depan rumah . Aku pun berangkat sekolah dengan Agus.
Sekolahku jaraknya agak dekat dengan sekolah agus. Semenjak itu aku pun dan
Agus mulai dekat.
Suatu hari seperti biasa sepulang sekolah aku pergi
ke toko tempat aku bekerja. Aku bekerja seperti biasa, sekitar 2 jam , Agus
datang menemuiku.
“Hay, kamu sibuk gax?”
“ Gax, nih dah mau pulang,”
“O’ ya untunglah kalo begitu
aku gak menunggu kamu lama dong!”
Aku pun pulang sama Agus, dia mengajakku mampir
sebentar ke taman kota. Sampai di sana kita pun duduk di bangku, biasa tempat
kita duduk, beberapa menit kemudian.
“ San, aku ingin bilang
seseuatu.”
“Apa?” tanyaku santai.
“ Dari pertama aku bertemu
denganmu , aku sudah suka sama kamu. Dan sekarang aku baru berani
menggungkapkan perasaan itu. Kamu mau kan jadi pacarku.”
Aku bingung , apa yang harus aku katakan, hati
gax karuan. “ Aku gak bisa jawab pertanyaanmu sekarang, aku minta waktu buat
berpikir.”
“ Okay, aku kasi kamu sampai 2
hari lagi, jika kamu mau sama aku , kita ketemuan di sini 2 hari lagi,” ucap
Agus.
Aku dan Agus pun pulang, sampai
di rumah aku langsung masuk kamar dan menjatuhkan badanku di tempat tidur.
Malam itu aku tak bisa tidur memikirkan hal tersebut. 2 hari kemudian, aku
menemuinya di taman . Sampainya aku disana aku melihatnya di bangku tepat
dimana dia menyuruhku menemuinya.
“ Hay, kamu udah lama di sini?”
“Gak, baru san, kok.”
Setelah lama bengobrol kita pun pulang.
Semenjak hari itu aku berpacaran dengan Agus.Malam minggu ini hari pertama aku
pergi keluar dengan Agus. Dia mengajakku makam malam di restoran, suasana malam
itu sangat romantis banget. Beginikah yang dinamakan cinta ,tanyaku dalam hati.
6 bulan sudah aku menjalani hubungan dengan Agus.
Suatu hari , Agus mendapat kabar Agus sakit . Karena aku gak mzan ataupun
nelpon dia selama dia ujian, karena aku gak mau ganggu dia. Aku pun menjenguk Agus
ke rumahnya, sampai di sana aku melihat Agus terbaring lemah di tempat
tidurnya. Aku sangat kasihan melihatnya, aku peluk dia, tak terasa air mataku
terjatuh. Aku ikut merasakan apa yang
dia rasakan. Ketika aku menanyakan tentang apa penyakitnya, dia tidak
menjawab sepatah kata pun. Dia hanya mengatakan kalau dia hanya sakit biasa,
mungkin karena setres menghadapi ujian aja.
Keesokan harinya, dia sudah bisa sekolah dia
menjemputku untuk pergi sekolah bareng. Mukanya masih terlihat pucat dan lesu.
Aku mengajak dia mengobrol sepanjang perjalanan menuju sekolah.
“ Kamu belum sembuh banget udah
pergi, ke sekolah ntar kamu sakitnya tambah parah.”
“ Gak kok, aku udah sembuh. O’
ya ntar sepulang sekolah aku jemput kamu ya, kita jalan ke taman kota ya?”
“ ya, ntar aku tunggu.”
Sepulang sekolah aku di jemput sama dia.
Kita pun pergi ketaman kota, sampai di sana kita duduk sambil ngobrol-ngobrol.
Tiba-tiba Agus jatuh pingsan, perasaanku sangat khawatir terhadapnya. Aku bawa
dia ke rumah sakit dan aku menelpon
ortunya Agus. Setelah ortunya Agus datang, pelan-pelan aku menanyakan apa
sebenarnya penyakit Agus. Dengan berat
hati ortu Agus menceritkan semuanya kepadaku. Aku sangat shock mendengar semua
itu. Aku pun menangis mendengar semua
itu, aku mendekati Agus yang masih tertidur.
“ Agus mengapa nasib yang sama
harus menimpa kamu. Aku gak siap untuk kehilangan orang yang aku sayangi untuk
ke-2 kalinya, cukup hanya sahabatku yang menjadi korban.”
Agus pun terbangun. “ Kamu
kenapa kok, matamu merah.Kamu habis nangis ya?”
“ Gak , aku gak apa-apa kok.”
Aku gak ingin mengatakan, bahwa
aku telah mengetahui bahwa dia mempunyai kanker paru-paru.Semenjak mengetahiu
hal tersebut, setiap hari rasanya aku
merasakan bahwa Agus akan pergi meninggalkan ku, dan perasaanku pasti akan sama
ketika aku di tinggal oleh Aditya.
Suatu
hari Agus menemuiku di toko buku. “ San aku mau bilang sesuatu sama kamu.
Sebenarnya aku ,,,,!! Dia menghentingkan perkataannya.
“ kamu kenapa Agus.” Tanya ku
penasaran.
“ Aku sebenarnya mengidap kanker
paru-paru, aku tau kamu pasti marah sama kamu, karena aku telah berbohong
kepadamu. Tapi aku gak mau ngelihat kamu sedih memikirkanku.”
“ Kamu pikir dengan kamu
berbohong kepadamu akan membuat aku membencimu, enggak Gus , bahkan aku makin
sayang padamu.”
Agus nampaknya merasa bersalah
banget, dia melanjutkan pembicaraannya.” Aku ingin kita mengakhiri hubungan
kita aku gak mau kamu ikut menderita karena penyakitku. “
Aku terdiam lesu, Tiba-tiba
Agus mengeluarkan batuk yang berisi darah . Aku pun langsung membawanya pulang.
Sampai di rumah dokter datang kerumahnya, setelah memeriksa keadaannya . Dokter
menemui keluarganya, dan mengatakan,” Saya mohon maaf sebelumnya, penyakit Agus sudah mencapai stadium akhir. Kemungkinan
besar umur Agus hanya 1 bulan lagi. Jadi saya mohon kepada bapak dan ibu bersabarlah.”
Semenjak itu aku selalu ingin bersama Agus sebelum
dia pergi untuk selamanya. Aku gak ingin 1 bulan waktu yang aku miliki bersama
Agus terjadi sia-sia. Beberapa hari kemudian aku jalan-jalan ke rumah Agus,
tapi satu hal yang tak aku inginkan terjadi lagi. Agus terjatuh dari tangga
ketika mau turun menemui aku. Segera aku berlari menuju Agus, tubuhnya lemah
tak berdaya. Sebelum akhirnya dia pergi untuk selamanya dia berkata ,” Aku
sangat menyayangimu, makasi udah ngisi detik-detik akhir hidupku dengan cintamu
dan kasih sayangku.” Aku tambah menangis mendengar itu. Kata terakhir itu
menjadi akhir hidupnya agus . Dan
lagi-lagi aku harus kehilangan orang yang ku sayang untuk kedua kalinya.
***Best friend forever***