Enam Puluh Tujuh Tahun Tanpa Makna
Enam puluh
tujuh tahun sudah kita mengunakan Pancasila
sebagai landasan dasar negara Indonesia. Dengan penuh pengorbanan , usaha
keras, bahkan sampai perdebatan yang sangat hebat terjadi untuk menjadikan
Pancasila ini sebagai landasan dasar negara Indonesia, negara yang harus kita junjung
tinggi dan patut kita hormati. Berbagai
rintangan yang di hadapi dalam mempertahankan Pancasila. Seperti yang kita bisa
lihat pada kejadian 47 tahun silam ,
tepatnya tanggal 30 September 1965. Para pahlawan dan seluruh warga negara Indonesia berjuang untuk
mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara
Indonesia. Sembilan pahlawan revolusi kita telah
mengorbankan nyawa mereka hanya untuk Indonesia yaitu untuk mempertahankan
Pancasila, mereka telah menghabiskan seluruh tenaga , jiwa dan darah mereka
untuk persatuan dan tumpah darah
Indonesia. Karena berkat jasa-jasa mereka kita masih menggunakan Pancasila ini
sebagai dasar negara kita. Namun apalah
arti jika begitu besar perjuangan yang telah dilakukan oleh para pahlawan
bangsa kita ini. Jika kita masih egois untuk memikirkan diri sendiri. Dulu para pahlawan berjuang untuk membela
persatuan dan kesatuan Indonesia , tapi
sekarang apa?
Para pejabat negara malah berjuang dan berebut
untuk menjadi penguasa negara dan mencari kedudukan yang setinggi-tingginya.
Untuk apa? Bukan untuk memajukan , mempertankan
kesatuan dan persatuan bangsa
ini. Tapi mereka hanya kambing hitam yang ingin saling menjatuhkan satu sama
lain, agar mereka bisa menguasai semuanya. Mereka hanya ingin memperkaya diri
mereka sendiri tanpa memikirkan kepentingan rakyat jelata , yang merintih
kesakitan , menderita , yang membutuhkan uluran tangan mereka. Bahkan para
pejabat negara tak pernah berpikir, bahwa apa yang mereka miliki dan dapatkan
sekarang itu semua adalah milik rakyat. Cobalah kita lihat rakyat jelata yang
tinggal di pinggir jembatan , walaupun hidup mereka menderita tapi mereka
selalu ingat dengan kewajiban mereka terhadap negara Indonesia , bahkan saat
mereka menginkan keadilan dari pemerintah mereka tak pernah mendapatkan
tanggapan. Namun malah orang-orang yang
berpendidikan dan memiliki akhlak moral yang tinggi yang melakukan penuntutan
hak yang lebih banyak, mereka hanya ingin hak-hak mereka terpenuhi, tapi mereka
tidak pernah sekalipun melakukan kewajiban mereka kepada bangsa Indonesia ini.
Sekarang negara Indonesia sedang
dilanda krisis degredrasi moral, para pemimpin Indonesia belum sepenuhnya
memaknai apa yang harus mereka lakukan untuk bangsa Indonesia. Mereka malah
menyalah gunakan uang rakyat untuk kepentingannya sendiri. Para pemimpin
Indonesia belum sepenuhnya mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di dalam
Pancasila, terutama sila ke-5 yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Cobalah untuk
berpikir di dalam benak kita yang terdalam. Demokrasi Pancasila yang kita laksanakan di negara kita,
bukan komunis atau pun kapitalis. Patutkah kita untuk hanya memikirkan diri
sendiri atau pun golongan –golongan elit yang berkuasa. Tapi kalau demikian
untuk apa ada Demokratis, untuk apa ada DPR dan MPR jika malah penyalur
aspirasi rakyat yang di bentuk hanya untuk menyalurkan kepentingan golonganya
saja , bukan untuk kepentingan rakyat.
Sumber: wikipedia pancasila.
Buku
kewarganegaran kelas X.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar