Jumat, 10 Agustus 2012


Enam Puluh Tujuh Tahun Tanpa Makna
 Enam puluh tujuh  tahun sudah kita mengunakan Pancasila sebagai landasan dasar negara Indonesia. Dengan penuh pengorbanan , usaha keras, bahkan sampai perdebatan yang sangat hebat terjadi untuk menjadikan Pancasila ini sebagai landasan dasar negara Indonesia, negara yang harus kita junjung tinggi dan patut kita hormati.  Berbagai rintangan yang di hadapi dalam mempertahankan Pancasila. Seperti yang kita bisa lihat pada kejadian  47 tahun silam , tepatnya tanggal 30 September 1965. Para pahlawan dan  seluruh warga negara Indonesia berjuang untuk mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara  Indonesia.   Sembilan pahlawan revolusi kita telah mengorbankan nyawa mereka hanya untuk Indonesia yaitu untuk mempertahankan Pancasila, mereka telah menghabiskan seluruh tenaga , jiwa dan darah mereka untuk  persatuan dan tumpah darah Indonesia. Karena berkat jasa-jasa mereka kita masih menggunakan Pancasila ini sebagai dasar negara kita.  Namun apalah arti jika begitu besar perjuangan yang telah dilakukan oleh para pahlawan bangsa kita ini. Jika kita masih egois untuk memikirkan diri sendiri.  Dulu para pahlawan berjuang untuk membela persatuan dan  kesatuan Indonesia , tapi sekarang  apa?
             Para pejabat negara malah berjuang dan berebut untuk menjadi penguasa negara dan mencari kedudukan yang setinggi-tingginya. Untuk apa? Bukan untuk memajukan , mempertankan  kesatuan dan  persatuan bangsa ini. Tapi mereka hanya kambing hitam yang ingin saling menjatuhkan satu sama lain, agar mereka bisa menguasai semuanya. Mereka hanya ingin memperkaya diri mereka sendiri tanpa memikirkan kepentingan rakyat jelata , yang merintih kesakitan , menderita , yang membutuhkan uluran tangan mereka. Bahkan para pejabat negara tak pernah berpikir, bahwa apa yang mereka miliki dan dapatkan sekarang itu semua adalah milik rakyat. Cobalah kita lihat rakyat jelata yang tinggal di pinggir jembatan , walaupun hidup mereka menderita tapi mereka selalu ingat dengan kewajiban mereka terhadap negara Indonesia , bahkan saat mereka menginkan keadilan dari pemerintah mereka tak pernah mendapatkan tanggapan. Namun malah orang-orang  yang berpendidikan dan memiliki akhlak moral yang tinggi yang melakukan penuntutan hak yang lebih banyak, mereka hanya ingin hak-hak mereka terpenuhi, tapi mereka tidak pernah sekalipun melakukan kewajiban mereka kepada bangsa Indonesia ini.
            Sekarang negara Indonesia sedang dilanda krisis degredrasi moral, para pemimpin Indonesia belum sepenuhnya memaknai apa yang harus mereka lakukan untuk bangsa Indonesia. Mereka malah menyalah gunakan uang rakyat untuk kepentingannya sendiri. Para pemimpin Indonesia belum sepenuhnya mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila, terutama sila ke-5 yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Cobalah untuk  berpikir di dalam benak kita yang terdalam. Demokrasi  Pancasila yang kita laksanakan di negara kita, bukan komunis atau pun kapitalis. Patutkah kita untuk hanya memikirkan diri sendiri atau pun golongan –golongan elit yang berkuasa. Tapi kalau demikian untuk apa ada Demokratis, untuk apa ada DPR dan MPR jika malah penyalur aspirasi rakyat yang di bentuk hanya untuk menyalurkan kepentingan golonganya saja , bukan untuk  kepentingan rakyat.
Sumber: wikipedia pancasila.
 Buku kewarganegaran kelas X. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar