Minggu, 10 Juni 2012

sinopsis buku Character Building


Sinopsis Buku
Judul Buku: Character Building
Pengarang:Erie Sudewo
Penerbit: Republika penerbit
Tahun Terbit: 1 juli 2011
Jenis Buku:  non fiksi
Jumlah halaman: 289
Buku ini dikarang oleh Erie Sudewo, diterbitkan oleh Republika Penerbit. Buku ini merupakan buku perdana dari pemamtapan tiga babak hidup Erie Sudewo. Buku ini mengulas tentang apa yang harus dilakukan untuk menjadi karater yang kuat. Karakter layaknya fondasi yang digunakan seseorang untuk menopang kehidupannya yang fana ini. Setiap orang diberkati kapasitas dan kapabilitas oleh Tuhan Yang Maha Esa yang akan digunakan untuk menjadi landasan untuk bertindak .Tuhan telah memberkati kita dengan kapasitas dan kapabilitas masing-masing, semua hal tersebut dapat untuk ditingkatkan . Namun setiap orang memiliki takarannya masing masing-masing, boleh saja orang tersebut ingin meningkatkan kapasitas dan kapabilitasanya tapi semua itu bergantung pada motivasi, komitmen, konsistensi dan pengalaman  diri sendiri.Semua itu saling berterkaitan dan akan membentuk karakter diantaranya karakter dasar,karakter unggul dan karakter pemimpin.
Manusia yang kuat prinsipnya pun terkadang terpeleset, apalagi yang hidup tanpa nilai. Sebagai fondasi, karakter dasar seharusnya memang ada di tiap diri manusia.Tidak egois karakter dasar yang utama yng harus dimiliki oleh manusia , karena orang yang tidak egois kehidupannya mengalir bagai air ,yang ada disyukuri yang belum ada tidak menggangu pikirannya.Karena sifat mengalahnya, nafsu untuk memiliki tipis. Melatih diri agar tidak egois butuh kejujuran yang kuat.Semua yang kita miliki didunia ini adalah titipan Tuhan untuk kita.Kita layaknya tamu yang datang dan membutuhkan pinjaman dan pimjaman itu kelak akan kembali lagi kepada pemiliknya.Kedisiplinan untuk melatih kejujuran tidak hanya berdampak pada diri kita sendiri,tapi juga pihak lain karena disiplin memperlihatkan kualitas seseorang. Satu disiplin akan lahirkan kedisipinan yang lain.Semua karakter dasar inilah yang akan dididik jadi prilaku.Siapa yang belum punya karakter dasar jangan bercita-cita untuk maju.Bina diri saja tidak bisa apalagi hendak menjadi unggulan, maka kita harus memerlukan karakter unggul  yang akan mengantar anda menjadi manusia baik, maju dan unggul.
Ikhlas merupakan sifat baik yang amat mudah diucap namun susah dilakukan. Begitu sulit dihayati sehingga boleh dibilang ikhlas adalah roh perbuatan.Tidak ikhlas tidak ada nilainya. Yang orang bilang ,berbuat tapi tidak ikhlas sia-sia.Perbuatan itu dikelompokan menjadi 2 katagori:wajib dan anjuran dan semua itu harus dilakukan dengan keikhlasan.Ikhlas karena Tuhan, artinya manusia berbuat baik bukan karena ingin dipuji, hendak cari nama,cari dukungan atau bahasa kiasannya “ Ada udang di balik batu”.
 Apapun yang kita lakukan dengan ikhlas maka rasa sabar itu akan tumbuh. Sabar meminta pengorbanan, agar semua pihak bisa mengutamakan hal yang lebih besar ketimbang pribadi. Sabar dapat meluluhkan permusuhan, orang yang tadinya marah,terbalik tenang karena yang dihadapinya amat sabar.Kesabaran tidak hanya membawa persahabatan, namun juga penuh dengan kesantunan, kelembutan,keharuan, keteduhan, kesejukan dan kedamainan.Orang yang sabar akan selalu bersyukur dengan apa yang diperolehnya, mereka yang selalu bersyukur tidak  pernah terjebak dalam tarikan pemikiran materi. Orang yang mencuri bisa mensyukuri hartanya.Jikapun bisa hanya sesaat, nikmat hariahnya terpenuhi, tapi hati nurani mereka teriris-iris. Mereka yang mencuri adalah orang tidak berani bertanggung jawab.Sedangkan orang yang bertanggung jawab adalah orang yang mau mengakui kekeliruannya dan siap menerima hukuman.
 Orang yang mengakui kekeliruan, tidak selamanya mendapat perlakuan buruk. Bisa saja orang yang mengaku salah dapat simpatik besar. Justru karena itu kekeliruan bisa dimaafkan untuk kemudian dibenahi bersama-sama. Ada orang yang akhirnya jadi baik karena bertanggung jawab dan menyesali perbuatannya. Tetapi ada orang yang jangan-jangan malah terjerumus karena selama ini merasa aman tidak pernah membuat kekeliruan.Karena  selalu berada pada zona nyaman, kedewasaanya tidak tumbuh sehat.Mustahil orang bisa dewasa tanpa melakukan kekeliruan.Sebagian besar dari pemerintah kita sekarang ini lepas dari tanggung jawab, mereka hanya mementingkan hak, dan tak pernah mau untuk melakukan kewajibannya, untuk berkorban demi kepentingan bangsa dan negara.Mereka tidak tau bahwa dengan berkorban banyak pihak yang terbantu.Dalam bahasa agama, berkorban itu adalah sedekah.Dalam bahasa sehari-hari, itu kepedulian. Melalui  berkorban seseorang itu dapat memperbaiki dirinya, namun tidak ada paksaan untuk memperbaiki diri.
Tidak satu manusia pun bisa mengubah orang lain. Semua itu kembali kepada masing-masing. Berubah untuk baik atau buruk sama-sama berat, karena sama-sama sulit maka carilah yang halal dan baik. Berubahlah karena Tuhan karena itu pasti kebaikan, jangan berubah karena jabatan, harta ataupun gelar, karena itu keburukan .Perbaikilah diri dan terus waspada. Berhati-hatilah iblis tidak pernah putus asa, dia tetap menunggu di tikungan terakhir. Kesungguhan untuk lakukan perbaikan, itulah yang membuat banyak orang kemudian jadi berhasil, kesungguhan itulah yang harusnya di cari. Kesungguhan itu hanya bisa dijalankan bila kita punya komitmen dan tujuan yang jelas.
Setiap pemimpin harus bisa memimpin,namun harus melatih diri agar memiliki jiwa kepemimpinan.Pemimpin esensial, itulah pemimpin yang memiliki sifat kepemimpinan, setiap pemimpin 3 petanyaan yang menggugat dirinya. Pertama, pastaskah dia memegang  jabatan ini. Kedua, cocokkah jabatan ini untuk dirinya. Bila cocok, lastas ketiga mampukah dia perankan tugas jabatan ini. Keadilan pemimpin tampak dari kesabarannya saat dia punya kekuasaan, punya jabatan, dan punya kekuatan.
Untuk menjadi pemimpin yang memiliki sifat kepemimpinan, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Syarat pertama, harus punya karakter dasar. Syarat kedua, mesti punya karakter unggul. Syarat ketiga, harus mendidik karakter pemimpin. Tanpa dididik, semua sifat pembentuk karakter itu masih berupa nilai. Tanpa dijadikan perilaku, nilai baik itu hanya menjadi pengetahuan saja. Untuk menjadi kebiasaan, apapun harus dilatih. Latihan terus menerusjadilah perilaku, dengan perilaku, otomatis kebiasaan itu akan terbawa kemanapun, dimanapun dan kapanpun.
“Karakter pemimpim” ada sembilan nilai pembentuknya. Nilai utama yang harus dimiliki tiap pemimpin adalah adil. Kedua , arif bijaksana adalah selalu menggunakan akal. Orang bijaksana adalah orang yang selalu menggunakan akalnya, berbeda dengan orang pintar, dia hanya menggunakan otaknya. Tanpa budi pekerti, banyak orang pintar yang ‘minteri’. Ketiga, pemimpin yang negrawan, harus sama, harus sama-sama siap menderita bersama dengan yang dipimpin itulah ksatria.Biasanya orang yang memilki jabatan, sulit untuk berlaku biasa saja. Sebab jauh dari satpam sudah pasang kuda-kuda untuk memberi hormat. Namun berbeda dengan pemimpin yang rendah hati, dia hidupnya sehat dan tidak akan terusik saat orang lain pamer. Dia bahkan tersenyum saat yang lain bertingkah dengan apa yang dimiliki.
Orang yang rendah hati itu jiwanya ringan, saat orang lain emosional, orang rendah hati akan kontrol dirinya kuat. Sederhana merupakan salah satu hasil dari rendah hati.Dengan rendah hati untuk sederhana, kehidupan bangsa jadi sehat.Bayangkan jika pejabat yang mau naik angkutan umum, ini pendidikan yang terasa karena menjadi contoh. Ini bukan kata-kata melainkan tindakan.Sederhana itu dalam tampilan, rendah hati itu dalam bersikap. Tapi dalam berpikir seorang pemimpin harus memiliki pandangan ke masa depan.Seorang pemimpin harus bisa memprediksi apa yang kira-kira akan terjadi ke depan. Apa yang akan terjadi besok, memang berhubungan dengan apa yang kita lakukan di hari ini. Inilah nilai karakter pemimpin yang keenam. Pemimpin yang baik selalu bisa menemukan dan memecahakan masalah. Pemimpin yang terbaik bisa mengajak tim untuk memecahkan masalah. Pemimpin dari segala pemimpim yang terbaik adalah yang bisa membangkitkan tanggung  jawab tim untuk melakukan apa yang harus mereka lakukan.Sehingga akan terjalin komunikasi yang baik antara atasan dengan bawahan, komunikasi sangat penting dilakukan karena tanpa adanya komunikasi maka pemimpin tidak mengetahui apa yang harus dilakukan untuk mensejatherakan rakyatnya. Karena rakyatlah yang memberikan inspirasi kepada pemimpinnya untuk menciptakan kesejatheraan.
Buku ini mengigatkan pentingnya karakter. Kita tahu bahwa karakter dibangun bukan lewat lisan  atau tulisan, tapi lewat contoh. Orang tua mempraktekkan karakter di rumah, maka anak-anak akan meniru. Hadirkan guru berkarakter disekolah, maka siswanya akan meniru. Orang berkarakter akan menularkan karakternya. Kehadiran buku ini dihapakan bisa menopang upaya penting dan urgen dalam membangun karakter tersebut.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar